CSR dan Nasionalisme ala Thendri Supriatno

By:

Indonesia SDGs Awards Merupakan ajang penghargaan paling bergengsi di Indonesia. Menggunakan parameter Sustainable Development Goals sebagai indicator dan acuan penilaian, ISDA 2021 berhasil diselenggarakan dengan total 220 program yang terbagi menjadi 3 kategori, yaitu kategori corporate, kategori CID atau CSR dan kategori perseorangan.

Penuh haru, pada menit ke 18.05 pada cuplikan video berikut ;

https://www.youtube.com/watch?v=AUX0QvqMXp0&t=1561s

Thendri Supriatno, Founder ISVI dan juga Founder sekaligus Ketua Umum CFCD menyampaikan sambutan yang luar biasa dalam dan menyayat hati sanubari kita melalui rasa nasionalisme yang digelorakan. Sudah 20 tahun CFCD berdiri, sudah banyak hal yang dilalui, dan tentu saja Corporate Forum for CSR Development ini berhasil berkembang menjadi organisasi yang paling bergengsi, karena sebagai pelopor awards atau pemberi apresiasi bagi perusahaan yang sudah bertanggung jawab dan serius mempedulikan lingkungan sekitarnya, baik itu masyarakat atau social, ekonomi, lingkungan, dan hukum yang berlaku.

Dalam pidatonya Thendri Supriatno sangat bangga karena sekarang CFCD telah beranggotakan banyak Profesor, Doktor, dan Praktisi dengan berbagai macam keahlian dan disatukan di organisasi paling bergengsi ini yaitu CFCD. Tidak hanya itu, komitmen yang luar biasa dari anggota CFCD juga sangat dirasakan karena setiap tahunnya selalu memberikan kegiatan berupa training, awarding, dan memberikan paradigma baru tentang perkembangan berbagai ilmu di dunia.

Melalui ajang awards ini Thendri Supriatno berharap Pembangunan Berkelanjutan bukanlah cita-cita utopis yang tidak dapat dilakukan, tetapi mimpi besar yang dapat dicapai dengan kolaborasi yang kuat antara berbagai pihak, termasuk perusahaan dengan program keberlanjutan dalam bentuk CSR (Corporate Social Responsibility).

Hubungan antara Pembangunan Berkelanjutan dan CSR tidak hanya terwujud pada tingkat teoretis, tetapi juga pada tingkat praktis di mana ia menunjukkan bahwa perusahaan memiliki peran besar dalam pembangunan berkelanjutan sejalan dengan 2030 SDG (Tujuan Pembangunan Berkelanjutan) melalui strategi bisnisnya .

Tujuan mulia SDG adalah mewujudkan pembangunan berkelanjutan untuk masa depan yang lebih baik sejalan dengan konsep CSR (Corporate Social Responsibility). Dewan Bisnis Dunia untuk Pembangunan Berkelanjutan (WBCSD) yang merupakan lembaga internasional yang didirikan pada tahun 1955 dan terdiri dari 120 perusahaan multinasional dari 30 negara di dunia, melalui publikasi “Making Good Business Sense” mendefinisikan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan: “Komitmen berkelanjutan oleh bisnis untuk berperilaku etis dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi sambil meningkatkan kualitas kehidupan tenaga kerja dan keluarga mereka serta masyarakat lokal dan masyarakat pada umumnya “.

Definisi ini menunjukkan CSR adalah bentuk tindakan yang diangkat dari pertimbangan etis perusahaan yang diarahkan pada peningkatan ekonomi, disertai dengan peningkatan kualitas hidup karyawan dan keluarga mereka, serta peningkatan kualitas hidup bagi masyarakat sekitar dan masyarakat. lebih luas.

ISO 26000 menyatakan bahwa “Tujuan dari Tanggung Jawab Sosial adalah untuk berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan.” Sementara itu, Pembangunan berkelanjutan memiliki pemahaman sebagai “Pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa depan tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri” (Majelis Umum PBB, 1987, hlm. 43).

Dengan demikian, CSR dalam ISO 26000 memiliki tujuan nyata untuk pembangunan berkelanjutan, sedangkan sejalan dengan SDGs 2030.

Hubungan antara SDGs dan CSR

Menurut jurnal Peran CSR Dalam Mencapai Pembangunan Berkelanjutan – Pendekatan Teoritis * konsep CSR dan SDG berkembang secara terpisah untuk waktu yang lama dan tidak secara eksplisit hubungan apa yang ada di antara keduanya. Setelah meninjau proses pengembangan Pembangunan Berkelanjutan, dapat disimpulkan bahwa CSR adalah model bisnis yang mempromosikan kontribusi bisnis untuk pembangunan berkelanjutan yaitu, ia menciptakan keseimbangan antara kepentingan ekonomi, kebutuhan lingkungan dan harapan sosial dengan mengintegrasikan semangat Pembangunan Berkelanjutan ke dalam strategi bisnis.

Interaksi antara konsepsi CSR dan pembangunan berkelanjutan telah menguat dalam beberapa tahun terakhir; CSR dianggap sebagai bagian integral dari pembangunan berkelanjutan (World Business Council for Sustainable Development, 2000). Keberlanjutan perusahaan adalah versi perusahaan dari pembangunan berkelanjutan, sementara CSR adalah pendekatan manajerial sukarela untuk pembangunan berkelanjutan (Steurer, Langer, Konrad, & Martinuzzi, 2005). Tanggung jawab perusahaan dan keberlanjutan perusahaan dapat digunakan sebagai sinonim (United Nations Global Compact, 2013).

Pemerintah, organisasi internasional, sektor bisnis dan organisasi non-pemerintah lainnya harus berkontribusi pada perubahan konsumsi dan pola produksi yang tidak berkelanjutan dan bergerak menuju pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan. Kegiatan bisnis swasta memainkan peran penting dalam memecahkan tantangan pembangunan berkelanjutan dengan kreativitas, investasi, dan inovasi.

Dengan demikian, kesamaan tujuan antara CSR dan SDGs menjadi semangat untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan dalam hal strategi bisnis dengan implementasi program CSR. Jika semua elemen berkomitmen untuk mewujudkan 17 SDG, maka kita dapat memberikan masa depan yang lebih baik bagi anak-anak kita – dengan tingkat kemiskinan yang rendah, kelestarian bumi dan lingkungan, tingkat ketidakmerataan yang rendah dalam sektor pendidikan ekonomi, sosial dan hukum.

SDGs dan CSR, konsep untuk masa depan yang lebih baik.

Kalau masa depan CSR di Indonesia baik tentu saja masa depan Indonesia baik juga.

 

 

Tags: , , , , , ,