Meluruskan Persepsi CSR Melalui Training ISO 26000
Masih ada persepsi Corporate Social Responsibility (CSR) yang keliru. Dianggap CSR sebagai bentuk kepedulian sosial perusahaan kepada masyarakat saja. Dalam berbagai bentuk kegiatan-kegiatan pengembangan masyarakat di bidang ekonomi, sosial dan lingkungan.
Hal ini yang diluruskan melalui Training CSR di PLN. Training CSR Berbasis ISO 26000 di PLN berlangsung selama dua hari. 30 s/d 31 Agustus 2018. Diselenggarakan di Gedung Pusdiklat PLN, di Ragunan.
CSR adalah gerakan nilai (value movement). Diiintegrasikan ke dalam proses bisnis dalam seluruh rantai nilai. Perusahaan tidak sekedar mengincar profit, namun mempertimbangkan harapan pemangku kepentingan, mengendalikan dampak dari keputusan dan kegiatan bisnis terhadap society dan lingkungan. Dan berkontribusi kepada pembangunan berkelanjutan.
Menjadi trainer dalam training ini adalah Thendri Supriatno dan Al Mujizat. Pakar di Indonesia Shared Value Institute (ISVI). Dalam training juga dijelaskan benefit yang akan diperoleh oleh perusahaan bila menjalankan CSR. Mulai dari social license, hubungan baik dengan stakeholders, produktifitas dan efisiensi.
Inovasi menjadi aspek penting. Semakin inovatif, akan semakin tinggi benefit.
Sejumlah materi yang disampaikan selama training dikemas dalam bentuk paparan dan diskusi. Klausa per klausa dalam ISO 26000 dipaparkan agar peserta mendapatkan pemahaman secara komprehensif.
Training ini tidak berdiri sendiri. Sebelumnya sudah pernah diselenggarakan seminar CSR di awal tahun. PLN memiliki rencana untuk menyusun Blueprint CSR dan melakukan self declaration ISO 26000.
Tags: ISO 26000, Kegiatan ISVI, PLN, Training