CSR, Antara Realita dan Retorika Kesejahteraan

Retorika tentang tanggung jawab sosial perusahaan kerap terdengar, namun faktanya, kemiskinan, ketidaksetaraan, dan kualitas hidup masyarakat di berbagai wilayah masih menjadi tantangan besar. Pada 2023, jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 26,36 juta jiwa, yang menunjukkan bahwa kontribusi perusahaan dalam community development masih jauh dari optimal​.
Banyak perusahaan tampak kebingungan menemukan target sasaran yang tepat. Tak jarang, mereka malah menyalurkan bantuan kepada kelompok yang sudah mandiri, sementara masyarakat rentan dan miskin tidak tersentuh. Pendekatan reaktif seperti ini, tidak memberikan dampak jangka panjang yang berarti. Program-program ini lebih menyerupai pemadam kebakaran, dibandingkan strategi yang memberdayakan komunitas secara berkelanjutan.
Tidak jarang, perusahaan terjebak dalam kegenitan yang hanya menonjolkan pembangunan infrastruktur fisik dan seremonial yang berlebihan, tanpa memberikan dampak nyata bagi masyarakat. Kegiatan semacam ini mungkin tampak mengesankan di permukaan, tetapi sering kali hanya menjadi pencitraan semata, sementara kebutuhan mendasar masyarakat masih terabaikan.
Pemerintah, yang seharusnya menjadi mitra perusahaan dalam mendorong pembangunan, juga sering kali gagal menyusun kebijakan yang benar-benar efektif. Terjebak dalam birokrasi yang lamban dan kebijakan populis jangka pendek, pemerintah tak jarang memberikan solusi yang tidak menyentuh akar masalah kesejahteraan rakyat. Hal ini menambah beban pada masyarakat yang sebenarnya memerlukan dukungan nyata dalam bentuk pemberdayaan dan peningkatan kapasitas jangka panjang.
Untuk menjawab tantangan ini, perusahaan dan pemerintah dapat mengadopsi kerangka yang lebih strategis dan terukur. Salah satu instrumen yang relevan adalah ISO 37101, standar internasional yang berfokus pada keberlanjutan di komunitas. ISO 37101 tidak hanya memberikan kerangka bagi pembangunan berkelanjutan, tetapi juga membantu perusahaan dalam menciptakan program community development yang lebih relevan, efektif, dan berorientasi jangka panjang.
ISO 37101 mendefinisikan enam tujuan utama keberlanjutan di komunitas yang dapat digunakan sebagai panduan dalam mengelola community development:
- Daya Tarik (Attractiveness): Menciptakan komunitas yang menarik untuk ditinggali dan dikunjungi. Perusahaan dapat berperan dalam memperbaiki infrastruktur, meningkatkan kualitas lingkungan, serta memberikan akses pada fasilitas publik yang memadai. Daya tarik ini penting agar komunitas dapat berkembang secara ekonomi dan sosial.
- Pelestarian dan Peningkatan Lingkungan (Preservation and Improvement of Environment): Salah satu aspek penting dari pembangunan berkelanjutan adalah pelestarian lingkungan. Perusahaan harus memastikan bahwa operasional mereka tidak merusak lingkungan lokal, tetapi justru berkontribusi pada perbaikan ekosistem. Program community development bisa mencakup upaya rehabilitasi lahan, pengurangan polusi, dan pelestarian keanekaragaman hayati.
- Tangguh (Resilience): Masyarakat harus mampu beradaptasi dan bertahan dari berbagai perubahan, baik itu perubahan sosial, ekonomi, atau lingkungan. Program community development yang sukses adalah yang mampu meningkatkan ketahanan komunitas, sehingga mereka bisa bertahan dari krisis seperti bencana alam atau perubahan ekonomi global.
- Penggunaan Sumber Daya Berkelanjutan (Responsible Resource Use): Pengelolaan sumber daya alam harus dilakukan secara bijak dan berkelanjutan. Perusahaan perlu memastikan bahwa sumber daya yang digunakan dalam operasional mereka tidak habis secara cepat atau menimbulkan dampak negatif jangka panjang. Program community development yang baik akan melibatkan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.
- Ikatan Sosial (Social Cohesion): Pembangunan yang berkelanjutan juga harus memperhatikan kohesi sosial. Program perusahaan harus mendorong solidaritas antaranggota masyarakat, menciptakan hubungan sosial yang kuat, dan mengurangi kesenjangan sosial. Dengan begitu, komunitas menjadi lebih harmonis dan inklusif.
- Sejahtera (Well-being): Tujuan akhir dari semua program community development adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan tidak hanya mencakup aspek material, tetapi juga kesehatan mental, kesejahteraan emosional, dan kualitas hidup secara keseluruhan. Perusahaan harus memastikan bahwa program mereka benar-benar mampu mengangkat kualitas hidup masyarakat yang menjadi target sasaran.
Dengan mengikuti kerangka ISO 37101, perusahaan dapat mengukur keberhasilan program community development mereka secara lebih jelas dan terstruktur. Ukuran keberhasilan tidak lagi sebatas pada berapa banyak proyek yang diluncurkan, tetapi seberapa besar dampaknya pada enam tujuan keberlanjutan tersebut. Apakah program tersebut telah menciptakan masyarakat yang lebih tangguh? Apakah kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat meningkat? Apakah penggunaan sumber daya dilakukan secara bertanggung jawab dan berkelanjutan?
Untuk perusahaan yang memiliki dampak besar terhadap lingkungan, seperti sektor energi atau pertambangan, ukuran keberhasilan ini menjadi lebih penting. Program community development mereka harus fokus pada membangun kemandirian dan kesejahteraan masyarakat, serta memastikan bahwa lingkungan sekitar tetap lestari.
Tidak ada ruang lagi bagi retorika kosong dalam community development. Perusahaan dan pemerintah harus berkolaborasi untuk menciptakan komunitas yang tangguh, berdaya, dan berkelanjutan. ISO 37101 menawarkan peta jalan yang jelas untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan memastikan partisipasi aktif masyarakat, pengelolaan sumber daya yang bertanggung jawab, dan peningkatan kesejahteraan yang komprehensif, perusahaan bisa memberikan dampak yang nyata dan berkelanjutan.
Keberlanjutan bukanlah sekadar tujuan, melainkan proses panjang yang memerlukan komitmen, konsistensi, dan strategi yang terukur. Hanya dengan pendekatan ini kita bisa menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera, tangguh, dan harmonis, serta menjamin masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.
Al Mujizat, Founder SVI
Tags: community development, csr